Pelanggaran Prinsip Kerja Sama sebagai Pencapaian Relevansi Optimal dalam Gelar Wicara di Televisi
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena pelanggaran prinsip kerjasama yang dilakukan pewawancara-narasumber dalam gelar wicara di televisi, khususnya gelar wicara Mata Najwa di Metro TV. Begitu pertanyaan disampaikan, narasumber dituntut langsung menjawab tanpa memiliki kesempatan lama untuk berpikir. Di sisi lain, dalam bertutur seyogyanya memenuhi prinsip kerja sama untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien antara pewawancara dan narasumber. Namun, dalam gelar wicara Mata Najwa ini, bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dijadikan sebagai upaya pencapaian relevansi yang optimal antara kedua belah pihak. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk memaparkan secara komprehensif bentuk pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan partisipan dalam gelar wicara Mata Najwa di Metro TV. Semua tuturan yang berupa pasangan ujaran pewawancara-narasumber dikumpulkan melalui observasi partisipan tak langsung dan studi dokumen berupa hasil rekaman audio-visual dari laman www.matanajwa.com yang telah diizinkan pihak PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran prinsip kerja sama didominasi oleh maksim kuantitas dan maksim cara sebagai bentuk pencapaian kondisi yang optimal dari wawancara investigasi yang dilakukan partisipan dalam gelar wicara Mata Najwa di Metro TV. Dengan demikian, pelanggaran yang terjadi dalam tuturan yang dimaksud dapat mengidentifikasikan adanya karakteristik bahasa media dalam suatu gelar wicara, khususnya dalam media elektronik televisi.