PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED PROBLEM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS IV SD
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi siswa yang memiliki masalah terkait dengan keterampilan berbicara diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu yang menyebabkan anak tersebut mengalami kesulitan dalam belajar khususnya bahasa Indonesia, serta memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian Studi Kasus menggunakan pendekatan Open-Ended Problem. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD yang mengalami permasalahan berbicara. Terdapat enam langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) identifikasi kasus dengan cara observasi dan wawancara dengan orang-orang di sekitar siswa; (2) identifikasi masalah dengan cara menandai dan melokalisasi letak permasalahan yang dihadapi siswa tersebut; (3) diagnosis menggunakan lembar observasi, wawancara dan lembar penilaian keterampilan berbicara yang dikembangkan untuk siswa; (4) prognosis dengan menggunakan pendekatan Open Ended Problem; (5) remedial, yaitu upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan masalah yang dihadapi klien, berdasarkan keputusan yang diambil dalam langkah prognosis; dan (6) evaluasi untuk melihat bagaimana pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa terdapat adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan keterampilan berbicara siswa dan peningkatan yang dialami siswa setelah diberi treatment. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui aspek-aspek penilaian yang mencadi acuan kriteria penilaian berbicara antara lain aspek pemilihan kata, ketepatan ucapan, kelancaran, keberanian, kenyaringan, dan gerak-gerik/mimik yang meningkat dibanding sebelumnya. Penilaian aspek kebahasaan dan nonkebahasaan yang meningkat dari tahap presiklus yang awalnya sebesar 49,68 dan masuk kriteria “sangat kurang baik”, meningkat menjadi 69,58 atau “cukup”, hingga pada kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 meningkat menjadi 80,03 dalam kategori “sangat baik”.